KOTA TANPA KATA DAN AIR MATA
TOKOH
Wanita
: banyak keinginan dan harapan
Nenek :wanita tua renta, masih nampak jelas dulunya
cantik. Yang merindukan perbincangan bukan sekedar sms.
Lelaki : hanya memberi harapan palsu.
Babak 1
Di
stasiun terlihat gurat-gurat para penunggu peron, bangku-bangku kusam, penjual
asongan yang renta lalu lalang orang dengan wajah yang perih, kecewa berkarat dengan
sakit pecah di dada, petugas tiket yang monoton dalam kehidupannya.
Di Ruang
tunggu suara jarum jam berbunyi tik tok menguji kesabaran seorang wanita.
Nampaklah nenek tua yang memakai baju gamis dengan gerlap keemasan bersulam
bunga mawar . Dia duduk sendirian. Seorang wanitapun turut menghampiiri.
Wanita :
(senyum
di bibirnya, membalas sapaan nenek)
Nenek :
“Kemarilah,
Nak. Siapa yang kamu tunggu, kenangankah?” (sambil tersenyum manis)
Wanita :
(hanya
diam membisu, merenungi pertanyaan yang terlontar dari mulut nenek)
Nenek :
“Saya
kemari dan setiap hari duduk disini, tidak menunggu siapapun atau mau pergi ke
suatu tempat. Tempat ini membuat saya merasa masih manusia. Saya ingin bercakap
dengan manusia. Disinilah saya masih mendengar suara manusia. Paling tidak
suara pengumuman dari petugas ketika setiap kereta mau datang dan pergi. Ayolah
nak, kita bercakap tentang apa saja, dengan suara dan dengan mata.” (sambil
memohon memegang tangan wanita)
Wanita :
(Hanya
mendengar tanpa merespon, tetap dalam kekakuannya)
Nenek :
“Kapan kamu terakhir ke sini, Nak?” (bertanya
lagi dengan penuh penasaran)
Wanita :
“Lima
belas tahun yang lalu, saat putik-putik kamboja di kampungku mulai berbunga,
dan rembulan menjadi dua kali lebih besar dari biasanya.” (sambil menerawang di
kehidupan masa lalunya)
Nenek :
“
Hahaha…saat itu saya pun masih bercakap dan menyapa satu-satunya anak lelakiku
dan suamiku juga masih setiap hari meyapaku dengan suaranya. Tapi mata dan
suara sekarang telah hilang di kota ini.
(gelak
tawa yang seperti mengece)
Wanita :
(tetap
dalam keadaan diam tetapi menyimak)
Nenek :
Bahkan
SMS itu sudah merenggut orang-orang yang aku cintai. Aku ada di depan mereka,
tetapi aku tidak ada. Aku akan ada justru ketika aku tidak ada di depan mereka.
SMS mreka akan mencariku. Pulanglah. Kalau yang kamu cari adalah hati yang
mencintaimu dan itu keluar dari sebuah suara dan mata, lupakanlah. Sudah hilang
di kota ini mata dan suara yang akan menyapamu hanya untuk sekedar mengucap
salam “selamat pagi” atau “apa kabar”.
Wanita :
(hanya
diam, tidak menjawab. Langkah kakinya pun akan melangkah meninggalkan nenek
itu)
Nenek :
“Kalau
kamu keluar dari stasiun ini, kamu akan menyesal, karena kamu akan mendengar
detak jantung yang tersunyi dan lolongan kesedihan tanpa suara berdenyut di
setiap nadi orang-orang yang kamu temui. Hidup dengan kelelahan yang sakit.
Hidup tanpa suara apa-apa. Suara dan mata telah lama hilang dari kerongkongan
dan hati. Sudahlah, Nak, jangan buang setiap detik kesempatan untuk bersuara
dengan manusia hanya untuk pergi ke luar stasiun ini dan menyapa senyap di luar
sana. “ (menahan langkah kaki wanita)
Wanita :
“Aku
pergi dulu nek, sudah ada orang yang menungguku di luar sana.” (melangkahkan kaki meninggalkan nenek yang
kesepian dan sendirian di ruang tunggu)
Nenek :
“ aku
menunggumu di sini, Nak. Aku yakin kamu akan memilih kembali menemuiku daripada
harus berhadapan dengan hati-hati yang sunyi dan mata –mata yang penat di luar
sana.” (teriak nenek yang sangat kencang)
Wanita :
(Tetap
berjalan tanpa meghiraukan nenek)
Babak 2
Menyusuri
setiap jalan yang ada. Halte-halte menjadi penuh. Bunyi klakson dan deru motor
yang bertalu-talu. Wanita itu naik ke dalam bis yang banyak penumpangnya.
Wanita :
“aku
rasa nenek tadi hanya sedang kesepian dan pikun.” (berdumel sambil melangkahkan
kaki masuk ke dalam bis)
Kondektur
“Silakan
neng, masih ada bangku kosong.” (sambil menunjukan bangku kosong untuk duduk)
Wanita :
“ya,
pak terima kasih (memandang di dalam bis, tak ada suara obrolan orang sama
sekali. Hanya musik mp3 yang mengiringi perjalanan itu. )
“Ini
bis apa di dalam kuburan yah, kok sepi banget. Semua orang pada sibuk dengan Hp
yang di genggamnya. (dengan nada pelan , berdumel melihat di sekitarnya semua
penumpang yang menggeraknya jemari di Hpnya dan memakai earphone di telinga
sambil mengangguk-angguk)
Babak 3
Wanita
dan seorang lelaki duduk di restoran. Di sudut ruangan sebuah keluarga yang
sangat lengkap. Ayah, ibu, anak beserta baby sitter. Keluarga tersebut sibuk
dengan masing-masing. Seorang istri yang sedang berkirim sms, suami yang
mungkin asyik mencumbu kekasih gelapnya lewat SMS. Baby sitter yang menenangkan
anaknya yang sedang menangis. Pelayan pun juga memainkan Hpnya.
Wanita :
“sudah
lamakah kamu menungguku?”
Lelaki :
“Tidak
kok, ya sekitar 5 menitan.” ( sambil melirik jam tangan )
Wanita :
“Owh…” (hanya
tersenyum, bingung mau menanyakan apa)
Lelaki :
“Iya,
mau pesan apa?” (sambil membuka daftar menu minuman)
Wanita :
“terserah
kamu aja”
Lelaki :
(sang
pelayan datang menghantarkan pesanan) “Silakan diminum dulu”
Wanita :
Iya
(hanya mengangguk, sedangkan melihat
lelaki itu tak berani berbicara ia hanya menundukkan kepala mulai memainkan
jarinya di hp)
Lelaki :
“aku
pergi dulu ya, masih ada suatu yang aku kerjakan. (meninggalkan seorang wanita
sendiri pergi)
Wanita :
“Harapan
adalah ibu yang melahirkan kekecewaan, tak ada kata apa-apa setelah sekian lama
tak bertemu. Padahal aku ingin mendengar semua ceritanya. Benar yang dikatakan
nenek tadi bahwa sekarang menemukan suara dan mata itu sangat sulit.
(meninggalkan restoran dengan rasa kecewa )
“Aku
akan menemui nenek yang ada di stasiun, semua yang dikatakan benar” (berlari
dengan kencang dengan sebuah kerinduan yang mendalam)
Babak 4
Nenek
itu masih di ruang tunggu stasiun, sedang bercakap gembira dengan seorang
penunggu kereta di bangku peron.
Nenek :
Ah,
kesinilah…bergabunglah bersama kami. Kita bisa saling bicara tentang bunga
rumput yang selalu kuat menyimpan kemarau, atau sekedar bicara tentang apa
warna mimpimu nanti malam. Bicara apa saja tidak jadi soal, asal dengan suara
dan mata” (mengulurkan tangan ke wanita itu )
Wanita :
Iya
nek, karena tanpa tatapan mata, suara tidak akan bisa terdengar oleh hati dan
tanpa suara maka kejernihan hati tidak bisa dilihat oleh jiwa. (tersenyum
bahagia)
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar